ANDA TELAH MEMASUKI AREA TERLARANG

hanya orang2 yang berimanlah yang bisa mengakses area ini. akan datang satu masa yang telah kita nantikan. masa dimana tidak ada penindasan dan penjajahan. masa yang akan dinantikan semua umat...

Selasa, November 27, 2007

Surat Dari Kawan

Dear lelaki pemberontak,
Ini adalah surat dari LELAKI PENSIUNAN PEMBERONTAK yang mencoba berdamai dengan kondisi riil untuk mengusahakan solusi tanpa kekerasan. Terima kasih dari saudara sesama lelaki yang sama2 kecanduan kepada ilmu pengetahuan untuk memperkaya khazanah, semoga kita masih termasuk orang2 yang tidak mau ditundukkan oleh hukum yang lupa bahwa hukum juga dilahirkan dari manusia. Mohon maaf kemarin saya belum bisa menyempatkan waktu untuk berkunjung sesama (veteran ????) angkatan reformasi dan keinginan saling bertukar cerita untuk melepas rindu akan revolusi. Belenggu yang menjeratku makin bertambah ketika duduk sebagai seorang buruh yang selalu ya ya ya dengan atasan (yang ini tidak pernah selalu kulakukan, akibatnya pindah departemen, hahahaha). Dan sekarang aku memasuki episode yang lain : membesarkan anak dalam ruang lingkup. Dari anaklah, aku belajar bahwa perubahan tidak selalu dalam api revolusi, tetapi dapat dilakukan pula dalam medan kebudayaan. Medan ini lebih jangka panjang, karena melampaui beberapa generasi (lebih tepat disebut sebagai evolusi kebudayaan). Dalam terminologi YIN-YANG, apabila sisi "lunak" (baca : kebudayaan) tidak diperkuat terlebih dahulu, maka sisi "keras" (baca : revolusi) tidak akan cukup tajam untuk membuat sebuah perubahan.
Negara memang jahat (seperti dikatakan oleh Socrates), bahkan orang mau melihat pusar perempuan (ranah libido kelamin) juga dilarang. Manusia tanpa libido, tidak akan pernah muncul gairah untuk revolusi. Negara ini memang dipimpin orang-orang GOBLOK yang melihat bahwa libido sumber maksiat. Jika libido (baca lebih luas : hasrat) mati, tentu negara ini dipenuhi manusia yang sudah bukan manusia lagi, karena hasrat keberlanjutan dan perubahan juga ikut mati.
wis ah, maaf masturbasi-ku terlalu panjang.
A Luta Continua !!!
Sujana Dewandaru

Tidak ada komentar: