ANDA TELAH MEMASUKI AREA TERLARANG

hanya orang2 yang berimanlah yang bisa mengakses area ini. akan datang satu masa yang telah kita nantikan. masa dimana tidak ada penindasan dan penjajahan. masa yang akan dinantikan semua umat...

Kamis, November 27, 2008

Tentang Tikus dan Curut


Alkisah, menurut sahibul hikayat bin ngibul, ada seekor tikus yang menggugat kepada Dewa Tikus, kenapa nasibnya sial bener. Kok ya cuma jadi seekor tikus. Ia mohon supaya bolehlah ia menjadi kucing karena kucing selalu lebih hebat dan menjadi ancaman nyata bagi nyawa tikus. “Boleh,” kata Dewa Tikus, “engkau boleh menjadi apa saja seturut kehendakmu.” “Tetapi ada syaratnya. Engkau harus ekstra hati-hati dengan kemauanmu, karena mungkin itu akan terwujud bagimu.” Maka jadilah tikus itu seekor kucing. Namun – deep inside - hatinya tetap hati seekor tikus. Tetap bermental tikus, tepatnya. Saat menjelma menjadi kucing ia menghadapi kenyataan hidup baru. Nyawanya selalu terancam oleh anjing-anjing. Maka si kucing dengan mental tikus ini lalu “make a wish”. Mungkin enak juga ya kalau bisa menjadi anjing galak. Maka sim salabim … berubahlah kucing tadi menjadi seekor anjing yang galak… dan buruk rupa. Setelah sekian lama hidup bebas dan berkeliaran sebagai anjing geladak ia ditangkap oleh seorang manusia. Ia dibawa pulang untuk dijinakkan dan bakal dijadikan anjing pemburu. Laki-laki yang membawa anjing itu mendapat hujan omelan dari isterinya. “Ngapain coba membawa anjing geladak segala ke rumah”. Ia mengusir suaminya supaya kembali ke hutan untuk mencari kijang kek, kelinci kek atau apalah yang bisa segera disantap. Sesaat kemudian terjadilah suatu petaka. Isteri pemburu yang galak itu sedang bersih-bersih, tiba-tiba keluarlah “out of no where” seekor tikus betina and the gang. Maka perempuan itu langsung loncat ke atas meja dan menggigil ketakutan, hanya karena kemunculan mendadak tikus-tikus tersebut. “Aha! Eureka! Ternyata menjadi tikus itu tidak terlalu buruk juga. Ternyata perempuan yang super-duper galak itu tidak takut kepada suaminya yang perkasa. Ternyata ia justru takut pada bangsaku. Takut kepada tikus-tikus beneran.” Maka anjing yang bermental tikus itu langsung mengajukan permohonan terakhir kepada Dewa Tikus. “Dimuliakanlah dikau wahai Dewa Tikus. Izinkanlah daku kembali menjadi tikus biasa dengan mental tikusku. Ternyata manusia yang perkasa itu rupanya takut kepada bangsa kita. Bangsa tikus.”

Tentu saja Dewa Tikus langsung mengabulkan doanya yang penuh kesadaran dan pertobatan itu. Ia pun kembali menjadi tikus kecil tetapi kini ikhlas dengan kodratnya. Tetapi kini ia mengalami transformasi diri. Ia memiliki mental baru yang mampu menerima dan menghayati kodrat ketikusannya. Ia tidak pernah lagi memohon-mohon untuk menjadi mahluk apapun yang bukan-tikus.

hikayat di atas mengingatkan cerita seorang kawan yang asik memburu seekor tikus di rumahnya. setiap malam asik nongkrong didepan jebakanya. setia menunggu kedatangan sang tikus dengan bersenjatakan sebotol baygon.
suatu malam tiba, dengan bersenjatakan lengkap pak dhe maruan wibisono telah setia kembali menunggu buruanya muncul. dengan lagak seorang koboi, sambil menghisap sebatang rokok filter yang dibeli di warung sebelah pak dhe bertekad, "malam ini harus menjadi malam pembantaian..!!!".
terinspirasi cerita hitler yang konon melakukan genoside dengan cara memberi gas. pak dhe juga lengkap dengan sebotol baygon.
ditengah hisapan rokoknya yang ketiga, tidak sampai sepeminuman teh muncul dari balik tembok seekor tikus. dengan wajah tak berdosa tikus mencoba menjejakan langkahnya lebih dalam memasuki area rumah pak dhe. sekitaka wajah pak dhe menegang, sambil masih tetap memegang senjata. mencoba memastika senjatanya sudah terisi penuh, mata pak dhe tetap mengawasi gerak langkah sang tikus.
tiba-tiba dengan menggunakan ginkang yang dimilikinya, sang tikus mengendus sebuah bau yang membuatnya tertarik. mencoba mencari sumber bau, sang tikus mengendus. dan menemukan sepotong ikan dalam sebuah kotak. tanpa berpikir lama, sang tikus mengayunkan langkah dengan cepat dan melesat kedalam kotak. sekejapan mata sang tikus sudah didalam kotak. tiba-tiba kotak itu menutup dengan sendirinya. dan tikus terperangkap didalamnya.
melihat hal itu, pak dhe maruan gembira.. "Ahaaa.... ketangkap kamu tikus"
seolah mendapat lotere satu milyar, pak dhe menari-nari sambil memutari kotak dan mengangkat senjatanya sambil teriak-teriak layaknya kepala sukua indian di amerika sana.
setelah lelah melakukan ritual menari-nari, pak dhe mengokang senjata baygonya dan menyemprotkan sedikit-sedikit ke arah moncong tikus. kembali membayangkan hitler yang menggenoside, pak dhe memberi semprotan baygon kearah moncong tikus. sang tikus tentu sana menjerit-jerit sesak napas.
tak berapa lama sang tikus terlihat terkulai lemah tak berdaya. tertunduk lemas didalam kotak yang ternyata jebakan buat dirinya. dengan mata sayu seolah tanpa harapan sang tikus mencoba bangkit berdiri. tapi daya dalam dirinya melemah, seiring dengan lemahnya ginkang yang dimiliki sang tikus. sambil terus mencoba berdiri tegak menghadapi kematian didepan matanya, sang tikus mencoba mengangkat kakinya yang depan. seiring itu pula pak dhe memberi semprotan baygon kearah hidungnya.
merasa harapanya tipis untuk hidup apalagi melarikan diri, sang tikus menatap wajah pak dhe. sontak pak dhe terkaget!!!
dalam gumamnya yang lirih sang tikus mencoba mengeluarkan kalimat terakhirnya... ".. Ingat pak dhe, kali ini seekor tikus boleh kamu bunuh, tapi ingat bahwa akan datang tikus-tikus yang lain yang akan meneruskan perjuanganku..." uhhuukkk..
seolah mendengar suara gumam sang tikus, pak dhe teringat gumam seorang seniman yang telah hilang diculik. dalam gumamnya seniman yang juga aktivis buruh itu meneriakan kalimat terakhir dalam puisi dengan kata LAWAN!!!..



ditulis dari inspirasi oleh beberapa kawan, baik yang masih ada maupun telah tiada.
ada dan tiada adalah sebuah ungkapan. ada dan tiada bisa diartikan dalam harfiah sebagai wujud
juga bisa di artikan dalam makna keyakinan.. suwunn



Kamis, November 20, 2008

Perjalanan Waktu II

aku tidak begitu ingat tepatnya. tapi tepat tanggal 29 juli, 30 tahun yang lampau lahir seorang anak bayi ke dunia fana. masih jelas dalam ingatan 1978 adalah tahun dimana Presiden Afghanistan Mohammed Daoud Khan dikudeta dan dibunuh oleh pemberontak pro-komunis. di yogya terjadi peristiwa maret 1978, di boulevard UGM. penyerbuan tentara yang masuk kampus setelah Suharto menjabat presiden ke dua kalinya. Tentara yang konon diambilkan pasukan yang baru pulang dari Timor Timur, dengan BAYONET dan PELURU tajam mengobrak abrik UGM.

1 Februari 1978, terjadi peristiwa penyerbuan kampus ITB oleh tentara. 1 Februari dini hari dimulau operasi penangkapan aktivis mahasiswa oleh tentara. peristiwa penyerbuan ITB ini merupakan awal dimulainya pembungkaman terhadap demokrasi. itu ditandai dengan penculikan dan penangkapan aktivis ITB dan di beberapa kota yang sejak awal menentang suharto dan menentang dwi fungsi ABRI.

Wimar capres
Wimar dan Suvat kembali ke Indonesia tahun 1975. Mereka tinggal dahulu bersama orangtua Wimar di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan. Suvat tanpa kesulitan mampu bergaul dan beradaptasi dengan keluarga besar Wimar yang berpandangan luas. Kemudian, Suvat segera berganti kewarganegaraan. Menjelang Pemilu 1977, nama Wimar sesungguhnya sudah kembali masuk sebagai caleg Golkar dari Bandung, kendati ia masih di Amerika ketika itu. Dianggap Wimar masih dibutuhkan dan punya pengaruh yang layak dijual ke massa pemilih.

Tapi tawaran itu ditampik. Ia melihat Soeharto yang akan dicalonkan kembali, bahkan tampil sebagai calon tunggal presiden 1978-1983, sudah terlalu lama memerintah 12 tahun. Langkah Soeharto sebagai pemimpin pun dilihatnya sudah terlalu melenceng.

Wimar akhirnya ikut kecewa pula terhadap Golkar, organisasi politik yang ikut dibentukannya yang kemudian mau saja dijadikan kendaraan politik oleh Pak Harto.
Bersama mahasiswa ITB dan teman-teman angkatan tahun 1972 dan 1973, Wimar mulai bergerak. Ia menentang pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden. Ia membentangkan spanduk besar di gerbang Kampus Ganesha: “Tidak Mempercayai Lagi Soeharto sebagai Presiden RI.” Sebagai bukti nyata penolakan, agar Soeharto bukan calon tunggal, Wimar lalu ikut mencalonkan diri sebagai calon presiden 1978.

banyak peristiwa muncul, PERJALANAN WAKTU tidak akan pernah memundurkan langkahnya. demikianpun dengan kusno laki-laki yang juga lahir tahun 1978. yang jelas mundur dalam diri kusno adalah menikah. 2009 yang diangankan (kawin aja masih angan2), tidak mendapat restu karena katanya menjadi tahun duda. ahh... masih aja ada pemikiran kuno, dalam hi-tech.

kusno masih lelah dalam pikir..
(nyambung aja yee..)

Selasa, November 18, 2008

LAGI-LAGI TENTANG PULANG

Sobron Aidit:


LAGI-LAGI TENTANG PULANG

Ada yang bilang boleh
ada yang bilang tidak
cabut - tidak, cabut - tidak
pulang - tidak, pulang - tidak
cabut undang-undang
tapi undang-undang tak boleh dipegang
gongnya TAP duapuluh lima
gongnya Instruksi tigapuluh dua
bertengkar kalian tentang kami
begitu ramai hirau-degau
bicara soal pulang
sedang kami tenang-tenang di kampung orang
puluhan tahun terkadang memang terasa terbuang.

Ada yang diam-diam siap berjihad
berpakaian putih bagaikan mau perang suci
yang katanya menghalalkan darah kami
sedang yang akan dihadapi
adalah yang tua-renta dan bayi-bayi
perihal kami sederhana saja
daripada menyerahkan batang leher
menyerahkan nyawa dan jiwa
lebih baiklah kami berkubur di sini,-


SERULING PAGI

Sobron Aidit:



SERULING PAGI

Ketika aku lari jam lima tadi
kudengar seruling meniti nada
merdu nian mengalun gini pagi
apatah gerangan kisah begitu sendu?
akh, jadi hangat dan tersendat rasa rindu
kuikuti seorang tua berbaju tebal
dinginnya hari, diutupnya telinga dan kepala
tapi serulingnya, serulingnya, aih mak, serulingnya
di gelombang tenang berlayar sebuah kapal
ditiup angin cinta
dibuai bayu asmara
o, seruling bambu
berlagu merdu
tak perduli lalu-lalang sepeda
simpangsiur truk dan bis
pabila hati kala duka
pabila jiwa kala suka
langit dan laut boleh siapa saja yang punya
dan bagaikan pagi ini
orangtua di awal musimdingin
meniup serulingnya
berlayar sebuah kapal
dan akulah penumpangnya,-


Beijing 27 November 1979,-

KISAH SEBUAH BENDERA

Sobron Aidit:



KISAH SEBUAH BENDERA


Mereka naikkan bendera merah
di sebuah patung tinggi yang megah
di tengah jantung kota
sekejap berkibar
lalu mereka bakar!

Adalah siapa yang tergila-gila bakar-bakar
adalah siapa tuding menuding makar-makar
dendam kesumatnya pada bendera merah
haus dahaganya mengalirkan darah
baru saja kemarin terpenggal lebih sejuta
masih juga terus pancing-memancing
hausnya tak puas-puas
seleranya tak lepas-lepas
ketahuilah yang suka ramai-ramai
paling segan dan takut berdamai-damai
ketahuilah yang suka tantang-menantang
paling segan dan takut runding-berunding
sayang, nama Tuhan selalu jadi tameng
namun setiap perbuatan menjelaskan
secara terang benderang,-

Sabtu, November 01, 2008

Perjalanan Waktu




Rabu agak larut malam, jam menunjukan 23.21 WIB, suasana malam yang tentram seorang lelaki malam termenung. Lelaki malang dalam kesendirianya yang baru pulang dari sebuah kegiatan diskusi ini, tiduran dalam kamar sempit ukuran 2x3 meter. Sambil menatap langit2 kamar yang kosong, termenung memikirkan hidup. Di sebelah tergeletak beberapa catatan kecil dan beberapa sobekan kertas selebaran, juga nampak beberapa buah buku yang tergeletak tak beraturan. Suasana kamar yang kumuh dan terlihat usang terlihat jelas dalam dinding yang tidak ada hiasan sama sekali kecuali cat dinding yang sudah usang.
Sebut saja lelaki itu bernama kusno, nama yang sekilas mirip bintang film masa lalu yang juga pernah berjuang dalam kemerdekaan indonesia 1945. Kusno yang sekarang berumur 30an tahun, tidak lagi bisa menatap gemebyarnya ulang tahun sebuah stasiun televisi yang disiarkan secara langsung. Gemebyar ulang tahun stasiun tivi ini tidak menarik lagi perhatian kusno untuk menatap keceriaan hidup. Kusno yang tidak pernah bisa menyelesaikan bangku sekolah ini, seolah menikmati hidupnya dengan penuh sesak dan jauh dari pengharapan tentang materi.
Dengan rokok ditempelkan dimulut yang dihisap dan dihembuskan ke udara, seolah ingin melepas beban penat dan beratnya hidup yang harus ditempuh. Ditemani sebatang rokok dan kopi hitam pekat disebelah tikarnya, kusno masih terpikir dalam benaknya bagaimana dengan aksi demonstrasi esok hari yang akan dilakukan bersama beberapa kawan2nya. Apakah aksi esok hari ini akan mendapatkan perlawanan dari aparat atau tidak? Apakah aksi esok hari akan bisa terpenuhi tuntutan yang berusaha di suarakan?
Bahhhh....!!!! Tiba-tiba kusno bangkit dari tiduranya dan duduk bersila sambil membuka-buka lagi catatan-catatan kecil yang tadi diletakkan. Dilihat beberapa selebaran dan tulisan yang isinya tentang rencana aksi esok hari. Ya, kusno yang seorang pemuda yang aktif di gerakan tengah merencanakan sebuah aksi esok hari dengan kawan-kawannya untuk menuntut supaya pemerintah mau dan berpihak terhadap rakyat. Memang beberapa waktu yang lalu kusno melihat di sebuah tivi yang menyatakan bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yang isinya menyatakan menaikan harga BBM.
Ditengah gejolak pikiranya yang menerawang kemana-mana tentang aksi demonstrasi esok hari, sayup-sayup ditelinga kusno terdengar lagunya jamrud berjudul hallo penjahat. Sejenak kusno diam mendengarkan lagu itu, sambil kembali menyedot rokok filternya dalam-dalam dan menghembuskan dengan pelan-pelan supaya asapnya menyebar untuk bisa mengusir nyamuk yang mulai menggigiti kulitnya. Dalam pikiranya enak banget jadi penyanyi atau artis, kerjaanya menghibur orang, juga bisa menjadi hobi tapi bisa dapat bayaran gede. Kemudian muncul kembali ingatanya tentang pencarian penyanyi baru yang dikemas tivi dengan berbagai macam acara. Kemasan tivi dalam mencari penyanyi atau artis baru ini begitu menarik perhatian masyarakat.
Sebuah program acara yang banyak di gemari oleh banyak anak muda juga pemimpi-pemimpi yang berpikir bisa menggantungkan hidupnya dari acara ini. Sebuah program yang mencari bibit atau artis baru secara cepat (instan) ini memang hampir semua tivi membuat. Dalam benak kusno terbayang apakah sekarang ini pola pikir masyarakat itu memang secara instant (cepat saji)? Timbul lagi pertanyaan dalam dirinya bukankah yang instant itu biasanya tidak sehat? Bukankah yang serba instant itu biasanya menghasilkan sesuatu yang tidak berkualitas? Apakah memang kuantitas ini merupakan sesuatu yang utama? Kalau begitu kenapa tidak saja semua orang menjadi artis atau penyanyi? Mencoba berpikir arif kusno menyimpulkan, mungkin saja karena tivi mulai kehabisan program yang bermutu. Atau mungkin saja karena acara ini bisa menarik banyak iklan dibandingkan menampilkan program yang berpendidikan yang biasanya iklanya sedikit. Atau mungkin juga bisa membayar murah artis, kalau artis barukan bayaranya murah. Sambil mengernyitkan dahi kusno berpikir keras, bahaya ini kalau pola pikir masyarakat sudah demikian.
Seolah lelah berpikir kusno meraih gelas kopinya kemudian meminumnya sedikit. Kembali pikiran kusno berputar-putar seolah mencari penambatan terakhir. Tiba-tiba kusno tersenyum sendiri. Rupanya dia teringat peristiwa lucu ketika tengah bermain badminton yang memang menjadi salah satu hobinya.
Teringat Senin sore itu kusno di telp bawor teman mainya badminton untuk cepat-cepat ke lapangan. Ya kusno memang bersama beberapa temanya tiap senin sore punya kebiasaan main badminton. Tiba-tiba HP yang dikantonginya berdering, terlihat dalam Hpnya temanya Bawor menelepon, kusno kemudian mengangkat telpnya. “Ya.. halloo..”, kata Kusno. “Cepet ke lapangan”, terdengar suara bawor ditelp. Kusno menjawab “Ya.. ya.. bentar lagi”, sambil menutup telpnya. Kemudian kusno berangkat ke lapangan badminton yang terletak dikelurahan. Disana sudah berkumpul beberapa temanya ada Bawor yang tadi menelepon, kemudian imin yang bertubuh sama kecilnya dengan kusno, ada radi yang agak gempal tubuhnya dan yang satu pirin yang kadang-kadang suka minum minuman keras. Kusno masuk ke lapangan untuk pemanasan sedikit, dan kemudian dilanjutkan bermain badminton. Dengan sambil bergaya dan banyak omong kusno bermain berpasangan dengan radi. Ditengah permainan kusno selalu mengertak lawan mainya bawor yang berpasangan dengan pirin. Tiba-tiba saja bulu kock yang dipakai meluncur keras kearah kusno dan tepat mendarat di bibir kusno yang banyak omong. Kusno sejenak kaget dan menahan sakit dibibir yang teman-temanya melihat sambil tertawa terbahak-bahak.
Aihh.. Kusno kembali tersenyum kecut ketika mengingat peristiwa tersebut. Dalam pikiranya kusno melayang-layang pikiran, alangkah enaknya menjadi orang sehat. Tiba-tiba wajah kusno kembali ditekuk, bagaimana bisa sehat kalau makan saja tidak teratur bahkan tidak banyak bergizi? Jelas ini salah kaprahnya pemimpin kita, yang selalu membuat rakyatnya sengsara dengan bermacam kebijakanya. Terlihat ketidak puasan dalam wajah kusno, tapi bagaimana caranya untuk bisa merubah? Pikir kusno.
Kusno telah banyak mengalami pengalaman hidup sampai dengan umurnya sekarang. Sebagai mantan mahasiswa yang tidak pernah bisa diselesaikanya dia tergolong orang yang tetap bertahan dengan dunia gerakan yang menjadi pilihan hidupnya. Sebuah pilihan yang mungkin bagi segelintir orang yang bisa memahaminya. Kadangpun muncul dalam benak pikiranya, siapa sih orang yang mau hidup susah? Siapa orang yang mau hidup dalam kekurangan? Semua orang pasti ingin hidup enak, sehat, serba berkecukupan. Tapi apakah untuk bisa hidup enak kita harus melupakan sekitar, bahkan kalau perlu menginjak-injak orang lain? Dia kemudian terngingat seorang kawan lain yang juga pernah aktif dalam dunia gerakan di sebuah kota yang katanya kota mahasiswa, kota budaya terletak di selatan pulau jawa.
Wowok nama kawanya ini, teringat ucapan wowok yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan dikota kecil di utara pula jawa. “Dalam hidup ada istilah jawa kuno yang mengatakan bahwa urip mung mampir ngombe (Hidup itu hanya mampir untuk minum)”, kata wowok ini sambil melanjutkan. “Tapi kalau pas kebagian kita minum air comberan kan susah, bisa bikin sakit perut. Kalau pas kebagian minum es krim sih enak”, kata wowok. Kusno menyahut, “wah iya ya... pertanyaanya apakah yang kebagian es krim ini mau membagi es krimnya?” Sambil meminum teh yang masih panas, wowok menjawab “La itu, apakah manusia itu masih mempunyai nuraninya atau tidak? Kalau masih punya dia pasti membagi es krimnya. Harusnya ungkapan jawa itu di rubah”.
Kusno masih mengingat-ingat ucapan kawanya yang memang eksentrik ini. Diskusi malam itu banyak membawa berkah bagi kusno dan semakin menggugah perasaan kusno. Apalagi dia jarang berdiskusi dengan wowok, kebetulan istrinya baru mudik ke kota budaya sehingga dia bisa leluasa keluar malam. Wowok yang juga penyuka pelawak tua basio yang sudah mati ini memang punya segudang ungkapan hidup jawa yang sayang jarang dikeluarkan. Aihh.. Wowok kenapa tidak di tularkan pemikiran-pemikiranmu yang asik dan enak dalam menjalani hidup?
Tiba-tiba kusno melihat jam yang ternyata sudah menunjukan pukul 01.30 WIB. Ah kenapa malam ini tidak bisa tidur aku? Lamun kusno kembali. Rupanya dia masih berpikir kembali tentang aksi esok hari. Aksi esok hari memang akan terlihat kontroversial karena akan ada mogok makan, dan juga shalat mayat. Pasti akan banyak yang mencibir bahkan mencaci aksinya, karena memang tidak hanya satu kali mendapat cibiran ketika melakukan aksi. Kusno mencoba menutup matanya agar bisa terlelap tidur dan mimpi indah menjadi artis atau orang kaya. Karena memang hanya dalam mimpi dan lamunanlah kusno bisa merasakanya. .... (bersambung)