Rabu agak larut malam, jam menunjukan 23.21 WIB, suasana malam yang tentram seorang lelaki malam termenung. Lelaki malang dalam kesendirianya yang baru pulang dari sebuah kegiatan diskusi ini, tiduran dalam kamar sempit ukuran 2x3 meter. Sambil menatap langit2 kamar yang kosong, termenung memikirkan hidup. Di sebelah tergeletak beberapa catatan kecil dan beberapa sobekan kertas selebaran, juga nampak beberapa buah buku yang tergeletak tak beraturan. Suasana kamar yang kumuh dan terlihat usang terlihat jelas dalam dinding yang tidak ada hiasan sama sekali kecuali cat dinding yang sudah usang.
Sebut saja lelaki itu bernama kusno, nama yang sekilas mirip bintang film masa lalu yang juga pernah berjuang dalam kemerdekaan indonesia 1945. Kusno yang sekarang berumur 30an tahun, tidak lagi bisa menatap gemebyarnya ulang tahun sebuah stasiun televisi yang disiarkan secara langsung. Gemebyar ulang tahun stasiun tivi ini tidak menarik lagi perhatian kusno untuk menatap keceriaan hidup. Kusno yang tidak pernah bisa menyelesaikan bangku sekolah ini, seolah menikmati hidupnya dengan penuh sesak dan jauh dari pengharapan tentang materi.
Dengan rokok ditempelkan dimulut yang dihisap dan dihembuskan ke udara, seolah ingin melepas beban penat dan beratnya hidup yang harus ditempuh. Ditemani sebatang rokok dan kopi hitam pekat disebelah tikarnya, kusno masih terpikir dalam benaknya bagaimana dengan aksi demonstrasi esok hari yang akan dilakukan bersama beberapa kawan2nya. Apakah aksi esok hari ini akan mendapatkan perlawanan dari aparat atau tidak? Apakah aksi esok hari akan bisa terpenuhi tuntutan yang berusaha di suarakan?
Bahhhh....!!!! Tiba-tiba kusno bangkit dari tiduranya dan duduk bersila sambil membuka-buka lagi catatan-catatan kecil yang tadi diletakkan. Dilihat beberapa selebaran dan tulisan yang isinya tentang rencana aksi esok hari. Ya, kusno yang seorang pemuda yang aktif di gerakan tengah merencanakan sebuah aksi esok hari dengan kawan-kawannya untuk menuntut supaya pemerintah mau dan berpihak terhadap rakyat. Memang beberapa waktu yang lalu kusno melihat di sebuah tivi yang menyatakan bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yang isinya menyatakan menaikan harga BBM.
Ditengah gejolak pikiranya yang menerawang kemana-mana tentang aksi demonstrasi esok hari, sayup-sayup ditelinga kusno terdengar lagunya jamrud berjudul hallo penjahat. Sejenak kusno diam mendengarkan lagu itu, sambil kembali menyedot rokok filternya dalam-dalam dan menghembuskan dengan pelan-pelan supaya asapnya menyebar untuk bisa mengusir nyamuk yang mulai menggigiti kulitnya. Dalam pikiranya enak banget jadi penyanyi atau artis, kerjaanya menghibur orang, juga bisa menjadi hobi tapi bisa dapat bayaran gede. Kemudian muncul kembali ingatanya tentang pencarian penyanyi baru yang dikemas tivi dengan berbagai macam acara. Kemasan tivi dalam mencari penyanyi atau artis baru ini begitu menarik perhatian masyarakat.
Sebuah program acara yang banyak di gemari oleh banyak anak muda juga pemimpi-pemimpi yang berpikir bisa menggantungkan hidupnya dari acara ini. Sebuah program yang mencari bibit atau artis baru secara cepat (instan) ini memang hampir semua tivi membuat. Dalam benak kusno terbayang apakah sekarang ini pola pikir masyarakat itu memang secara instant (cepat saji)? Timbul lagi pertanyaan dalam dirinya bukankah yang instant itu biasanya tidak sehat? Bukankah yang serba instant itu biasanya menghasilkan sesuatu yang tidak berkualitas? Apakah memang kuantitas ini merupakan sesuatu yang utama? Kalau begitu kenapa tidak saja semua orang menjadi artis atau penyanyi? Mencoba berpikir arif kusno menyimpulkan, mungkin saja karena tivi mulai kehabisan program yang bermutu. Atau mungkin saja karena acara ini bisa menarik banyak iklan dibandingkan menampilkan program yang berpendidikan yang biasanya iklanya sedikit. Atau mungkin juga bisa membayar murah artis, kalau artis barukan bayaranya murah. Sambil mengernyitkan dahi kusno berpikir keras, bahaya ini kalau pola pikir masyarakat sudah demikian.
Seolah lelah berpikir kusno meraih gelas kopinya kemudian meminumnya sedikit. Kembali pikiran kusno berputar-putar seolah mencari penambatan terakhir. Tiba-tiba kusno tersenyum sendiri. Rupanya dia teringat peristiwa lucu ketika tengah bermain badminton yang memang menjadi salah satu hobinya.
Teringat Senin sore itu kusno di telp bawor teman mainya badminton untuk cepat-cepat ke lapangan. Ya kusno memang bersama beberapa temanya tiap senin sore punya kebiasaan main badminton. Tiba-tiba HP yang dikantonginya berdering, terlihat dalam Hpnya temanya Bawor menelepon, kusno kemudian mengangkat telpnya. “Ya.. halloo..”, kata Kusno. “Cepet ke lapangan”, terdengar suara bawor ditelp. Kusno menjawab “Ya.. ya.. bentar lagi”, sambil menutup telpnya. Kemudian kusno berangkat ke lapangan badminton yang terletak dikelurahan. Disana sudah berkumpul beberapa temanya ada Bawor yang tadi menelepon, kemudian imin yang bertubuh sama kecilnya dengan kusno, ada radi yang agak gempal tubuhnya dan yang satu pirin yang kadang-kadang suka minum minuman keras. Kusno masuk ke lapangan untuk pemanasan sedikit, dan kemudian dilanjutkan bermain badminton. Dengan sambil bergaya dan banyak omong kusno bermain berpasangan dengan radi. Ditengah permainan kusno selalu mengertak lawan mainya bawor yang berpasangan dengan pirin. Tiba-tiba saja bulu kock yang dipakai meluncur keras kearah kusno dan tepat mendarat di bibir kusno yang banyak omong. Kusno sejenak kaget dan menahan sakit dibibir yang teman-temanya melihat sambil tertawa terbahak-bahak.
Aihh.. Kusno kembali tersenyum kecut ketika mengingat peristiwa tersebut. Dalam pikiranya kusno melayang-layang pikiran, alangkah enaknya menjadi orang sehat. Tiba-tiba wajah kusno kembali ditekuk, bagaimana bisa sehat kalau makan saja tidak teratur bahkan tidak banyak bergizi? Jelas ini salah kaprahnya pemimpin kita, yang selalu membuat rakyatnya sengsara dengan bermacam kebijakanya. Terlihat ketidak puasan dalam wajah kusno, tapi bagaimana caranya untuk bisa merubah? Pikir kusno.
Kusno telah banyak mengalami pengalaman hidup sampai dengan umurnya sekarang. Sebagai mantan mahasiswa yang tidak pernah bisa diselesaikanya dia tergolong orang yang tetap bertahan dengan dunia gerakan yang menjadi pilihan hidupnya. Sebuah pilihan yang mungkin bagi segelintir orang yang bisa memahaminya. Kadangpun muncul dalam benak pikiranya, siapa sih orang yang mau hidup susah? Siapa orang yang mau hidup dalam kekurangan? Semua orang pasti ingin hidup enak, sehat, serba berkecukupan. Tapi apakah untuk bisa hidup enak kita harus melupakan sekitar, bahkan kalau perlu menginjak-injak orang lain? Dia kemudian terngingat seorang kawan lain yang juga pernah aktif dalam dunia gerakan di sebuah kota yang katanya kota mahasiswa, kota budaya terletak di selatan pulau jawa.
Wowok nama kawanya ini, teringat ucapan wowok yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan dikota kecil di utara pula jawa. “Dalam hidup ada istilah jawa kuno yang mengatakan bahwa urip mung mampir ngombe (Hidup itu hanya mampir untuk minum)”, kata wowok ini sambil melanjutkan. “Tapi kalau pas kebagian kita minum air comberan kan susah, bisa bikin sakit perut. Kalau pas kebagian minum es krim sih enak”, kata wowok. Kusno menyahut, “wah iya ya... pertanyaanya apakah yang kebagian es krim ini mau membagi es krimnya?” Sambil meminum teh yang masih panas, wowok menjawab “La itu, apakah manusia itu masih mempunyai nuraninya atau tidak? Kalau masih punya dia pasti membagi es krimnya. Harusnya ungkapan jawa itu di rubah”.
Kusno masih mengingat-ingat ucapan kawanya yang memang eksentrik ini. Diskusi malam itu banyak membawa berkah bagi kusno dan semakin menggugah perasaan kusno. Apalagi dia jarang berdiskusi dengan wowok, kebetulan istrinya baru mudik ke kota budaya sehingga dia bisa leluasa keluar malam. Wowok yang juga penyuka pelawak tua basio yang sudah mati ini memang punya segudang ungkapan hidup jawa yang sayang jarang dikeluarkan. Aihh.. Wowok kenapa tidak di tularkan pemikiran-pemikiranmu yang asik dan enak dalam menjalani hidup?
Tiba-tiba kusno melihat jam yang ternyata sudah menunjukan pukul 01.30 WIB. Ah kenapa malam ini tidak bisa tidur aku? Lamun kusno kembali. Rupanya dia masih berpikir kembali tentang aksi esok hari. Aksi esok hari memang akan terlihat kontroversial karena akan ada mogok makan, dan juga shalat mayat. Pasti akan banyak yang mencibir bahkan mencaci aksinya, karena memang tidak hanya satu kali mendapat cibiran ketika melakukan aksi. Kusno mencoba menutup matanya agar bisa terlelap tidur dan mimpi indah menjadi artis atau orang kaya. Karena memang hanya dalam mimpi dan lamunanlah kusno bisa merasakanya. .... (bersambung)
Sabtu, November 01, 2008
Perjalanan Waktu
by. Berandal Malam jam. 5:34:00 AM
Label: memory
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar