ANDA TELAH MEMASUKI AREA TERLARANG

hanya orang2 yang berimanlah yang bisa mengakses area ini. akan datang satu masa yang telah kita nantikan. masa dimana tidak ada penindasan dan penjajahan. masa yang akan dinantikan semua umat...

Kamis, November 20, 2008

Perjalanan Waktu II

aku tidak begitu ingat tepatnya. tapi tepat tanggal 29 juli, 30 tahun yang lampau lahir seorang anak bayi ke dunia fana. masih jelas dalam ingatan 1978 adalah tahun dimana Presiden Afghanistan Mohammed Daoud Khan dikudeta dan dibunuh oleh pemberontak pro-komunis. di yogya terjadi peristiwa maret 1978, di boulevard UGM. penyerbuan tentara yang masuk kampus setelah Suharto menjabat presiden ke dua kalinya. Tentara yang konon diambilkan pasukan yang baru pulang dari Timor Timur, dengan BAYONET dan PELURU tajam mengobrak abrik UGM.

1 Februari 1978, terjadi peristiwa penyerbuan kampus ITB oleh tentara. 1 Februari dini hari dimulau operasi penangkapan aktivis mahasiswa oleh tentara. peristiwa penyerbuan ITB ini merupakan awal dimulainya pembungkaman terhadap demokrasi. itu ditandai dengan penculikan dan penangkapan aktivis ITB dan di beberapa kota yang sejak awal menentang suharto dan menentang dwi fungsi ABRI.

Wimar capres
Wimar dan Suvat kembali ke Indonesia tahun 1975. Mereka tinggal dahulu bersama orangtua Wimar di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan. Suvat tanpa kesulitan mampu bergaul dan beradaptasi dengan keluarga besar Wimar yang berpandangan luas. Kemudian, Suvat segera berganti kewarganegaraan. Menjelang Pemilu 1977, nama Wimar sesungguhnya sudah kembali masuk sebagai caleg Golkar dari Bandung, kendati ia masih di Amerika ketika itu. Dianggap Wimar masih dibutuhkan dan punya pengaruh yang layak dijual ke massa pemilih.

Tapi tawaran itu ditampik. Ia melihat Soeharto yang akan dicalonkan kembali, bahkan tampil sebagai calon tunggal presiden 1978-1983, sudah terlalu lama memerintah 12 tahun. Langkah Soeharto sebagai pemimpin pun dilihatnya sudah terlalu melenceng.

Wimar akhirnya ikut kecewa pula terhadap Golkar, organisasi politik yang ikut dibentukannya yang kemudian mau saja dijadikan kendaraan politik oleh Pak Harto.
Bersama mahasiswa ITB dan teman-teman angkatan tahun 1972 dan 1973, Wimar mulai bergerak. Ia menentang pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden. Ia membentangkan spanduk besar di gerbang Kampus Ganesha: “Tidak Mempercayai Lagi Soeharto sebagai Presiden RI.” Sebagai bukti nyata penolakan, agar Soeharto bukan calon tunggal, Wimar lalu ikut mencalonkan diri sebagai calon presiden 1978.

banyak peristiwa muncul, PERJALANAN WAKTU tidak akan pernah memundurkan langkahnya. demikianpun dengan kusno laki-laki yang juga lahir tahun 1978. yang jelas mundur dalam diri kusno adalah menikah. 2009 yang diangankan (kawin aja masih angan2), tidak mendapat restu karena katanya menjadi tahun duda. ahh... masih aja ada pemikiran kuno, dalam hi-tech.

kusno masih lelah dalam pikir..
(nyambung aja yee..)

Tidak ada komentar: